Ulasan buku Islam’s Quantum Question_Nidhal Guessoum “Islam dan Evolusi”

26 February 2025, oleh: Editor

Buku islam’s Quantum Question ini mengulas beberapa topik salah satunya tentang evolusi yang dikemukakan oleh Darwin dalam bukunya on the origin of species. Adapun Evolusi merupakan suatu perubahan yang bertahap antara satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini bisa terjadi karena melalui seleksi alam, mutasi genetik, atau faktor lingkungan lainnya. Darwin lebih berfokus pada seleksi alam, seleksi alam yang dimaksud adalah suatu makhluk hidup yang memiliki lebih banyak keturunan dibanding makhluk hidup lainnya dan mampu beradaptasi dalam lingkungan dan bisa bertahan hidup. Proses ini disebut sebagai evolusi menurut Darwin. Banyak masyarakat yang salah paham akan evolusi, mereka berpendapat bahwa evolusi hanyalah sebuah teori. Hal ini dikarenakan pemahaman kata ‘teori’ dalam sains dan dalam bahasa sehari-hari memiliki makna yang berbeda. Sebagian masyarakat yang percaya bahwa evolusi hanya teori adalah mereka yang tidak mengetahui keterkaitan antara fakta dan teori. Menurut sains, teori merupakan penjelasan yang lengkap dan disertakan dengan bukti-bukti. Sedangkan teori menurut bahasa sehari-hari merupakan spekulasi belaka. Jadi disinilah salah satu letak kesalahpahaman Sebagian masyarakat yang tidak mendukung teori evolusi. 

Berikut contohnya:

Bukti Evolusi

Bukti evolusi bisa dilihat dari berbagai hal, misalnya pada fosil, anatomi komparatif, biokimia, dan bukti genetik. Pada catatan fosil, evolusi banyak memberikan bukti akuratnya. Seperti yang kita ketahui, fosil merupakan sisa-sisa organisme yang dalam lumpur atau bebatuan lunak. Sebagian dari fosil ini mengalami pengerasan atau terawetkan  di dalam lapisan tanah atau bebatuan lunak. Fosil inilah yang akan diidentifikasi oleh ahli untuk mengetahui umur fosil tersebut. Lapisan geologi biasanya diurutkan secara kronologis dari yang berumur tertua, berate terletak pada lapisan paling bawah. Sedang yang berumur muda terletak pada bagian atas.

Pada tahun 1861 fosil Archaeopteryx pertama kali ditemukan. Fosil ini, menunjukan transisi antara reptil dan burung. Meskipun begitu, terdapat banyak kontroversi pada masyarakat tentang penemuan fosil ini. Karena tidak semua orang yakin bahwa fosil ini merupakan bukti transisi antara reptil dan burung. Berikut gambar fosil tersebut:

Selain itu, ditemukan pula fosil transisi antara ikan dan amfibi. Fosil ini disebut Tiktaalik. Tiktaalik ditemukan pada tahun 2004 yang menunjukan bukti transisi dari bentuk ikan ke bentuk amfibi. Dibawah ini merupakan gambar transisi ikan dan amfibi:

Bukti selanjutnya adalah anatomi komparatif, yaitu perbandingan antara bagian-bagian tubuh hewan yang tidak berkerabat menunjukan bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang sama. Misalnya struktur tulang pada bagian kaki,tangan dan lengan pada hewan berkaki empat. Jika diperiksa maka terdapat kesamaan pada beberapa bagian tubuh. Tangan misalnya, mereka sama-sama memiliki lima jari walaupun penggunaanya berbeda. Seperti monyet menggunakan tangannya untuk menggenggam, kuda berlari dengan kaki, dan kelelawar menggunakan tangannya sebagai sayap untuk terbang. 

Bukti evolusi berikutnya bisa dilihat dari biokimia dan semua organisme memiliki biokimia. Biokimia pada manusia disebut DNA dan pada virus disebut RNA. jika seseorang diberi sel dari dua organisme, tanpa mengetahui kedua organisme ini berasal dari spesies yang sama atau tidak. Maka dengan melakukan pengecekkan DNA, seseorang akan mengetahui dua organisme ini berasal dari spesies yang sama atau tidak. Jika sel-sel dalam kedua spesies ini memiliki komposisi yang sama maka dengan kata lain dua spesies ini adalah spesies yang sama. Tetapi jika kedua organisme ini berbeda, makan akan ditunjukan seberapa besar tingkat kesamaannya. Misalnya telah dilakukan pengujian DNA pada manusia. urutan DNA manusia berbeda hanya 1,2 persen dari simpanse, 1,6 persen dari gorila, dan 6,6 persen dari babon. Dengan adanya pengujian DNA ini, bisa disimpulkan bahwa adanya kemiripan antara manusia dan spesies lain. Akan tetapi jika merujuk pada penjelasan diatas yang mengatakan bahwa jika dua sel memiliki komposisi yang sama maka dinyatakan sel tersebut dari spesies yang sama. Yang terjadi pada Manusia dan simpanse,gorila dan babon, hanya memiliki kedekatan bukan merupakan satu spesies. 

Genetik juga merupakan salah satu bukti evolusi. Ahli genetik mengemukakan bahwa manusia memiliki 46 kromosom dan kera memiliki 48 kromosom. Berdasarkan pemeriksaan genom, terlihat bahwa kromosom 2 manusia ternyata sama dengan penjajaran kromosom 12 dan 13 simpanse. Kesamaan lain yang terjadi adalah saat manusia membutuhkan vitamin C untuk membantu membangun kolagen. Vitamin C ini adalah protein penting yang mencegah penyakit kudis. Sementara di samping itu, makhluk mamalia lain mampu membuat vitamin dalam tubuhnya sendiri. Berbeda dengan manusia yang tidak bisa. Hal ini dikarenakan kita kekurangan enzim kritis, gulonolactone oxidase (GLO), akibat mutasi buruk di masa lalu. Ditemukan bahwa primata seperti gorila dan simpanse juga kekurangan enzim ini, sedangkan primata lain yang lebih jauh tidak.

Evolusi Manusia

Pada awalnya teori evolusi yang dibawa oleh Darwin hanya berfokus pada hewan saja. Darwin mengatakan pada buku on the origin of species, menurutnya teori evolusi sendiri sudah sangat kontroversial dan membawa manusia kedalam teori evolusi akan menambah kontroversi tersebut. Akan tetapi, Darwin berjanji akan membahas asal-usul manusia. Ia pun menjelaskannya dalam buku selanjutnya yaitu The descent of Man. Namun, teori Darwin tentang penjelasan asal-usul manusia sepertinya belum terlalu matang untuk dibuktikan kepada publik. Darwin belum memiliki fosil apapun untuk mendukung pandangannya tentang evolusi manusia. 

Kita semua sepakat bahwa kedudukan manusia sangat istimewa dibanding makhluk hidup lainnya. Kita satu-satunya spesies yang memiliki akal dan kecerdasan yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Menurut Francisco Ayala dalam beberapa hal biologis manusia terlihat sangat mirip dengan kera, akan tetapi dalam hal biologis lainnya manusia sangatlah berbeda dengan kera. Pernyataan tersebut memberikan pandangan yang tegas bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang istimewa. Akan tetapi untuk membuktikan seberapa dekat manusia dengan kera atau spesies sebelumnya, mari kita Bahasa lebih lanjut.

Pada tahun 1830-an telah ditemukan fosil manusia purba pertama. Dengan penemuan tersebut para ahli mulai meneliti lebih jauh tentang fosil manusia purba pada decade-dekade selanjutnya. Pada tahun 1974 di bulan November, ditemukan fosil manusia purba yang diberi nama lucy. Usia lucy diperkirakan sekitar 3,2 juta tahun, dengan penemuan lucy ini para peneliti mencoba menganalisa seberapa mirip lucy dengan manusia. Dalam penelitian, ditemukan bahwa lucy memiliki karakteristik campuran yaitu manusia dan simpanse. Tinggi lucy sekitar 1,10 m dan memiliki berat 29 kg, otak lucy berukuran kecil hanya sepertiga dari otak manusia modern. Lucy memiliki lengan yang Panjang yang membuat ia terlihat seperti simpanse, tidak hanya itu ia juga memiliki tulang belikat yang mirip dengan simpanse. Akan tetapi lucy memiliki postur tubuh yang lebih tegak yang membuat ia terlihat seperti manusia. Lucy pun diklasifikasikan sebagai spesies Australopithecus afarensis, spesies ini diyakini oleh para ahli sebagai pra-manusia. Pada tahun 2000, fosil selanjutnya ditemukan di wilayah Dikika, Ethiopia. Para ahli membutuhkan waktu selama lebih dari lima tahun untuk meneliti fosil ini. Usia kematiannya berkisar 3,3 juta tahun dengan begitu para ahli sepakat menamainya baby lucy. Setelah itu ditemukannya Australopithecus garhi yang berusia 2,5 juta tahun, dengan ini para ahli menganggap penemuan kali ini merupakan penghubung antara lucy dan manusia modern. Pada tahun 2,5 juta tahun dan 1,5 juta tahun lalu Homo Habilis telah ditemukan, Homo habilis ini dikenal dengan sebutan manusia yang terampil ia muncul secara bertahap. Ia memiliki ukuran gigi yang lebih kecil dan otak yang lebih besar, dengan penemuan bertahap kemudian, Homo habilis menjadi Homo erectus lalu menjadi Homo sapiens dalam artinya manusia bijak. Homo habilis dapat membuat senjata-senjata baru yang mengakibatkan pendapatan daging yang melimpah. Sehingga dengan pola makan yang kaya akan protein membuat para Homo habilis memiliki perkembangan otak yang cepat. Perubahan lingkungan memaksa para kelompok untuk berpindah-pindah tempat agar mendapat makanan yang lebih banyak. Pada akhirnya pada 50.00 sampai 100.000 tahun lalu. para ahli menemukan lompatan besar dimana mereka mendapat adanya kebudayaan manusia yang begitu berkembang. Melalui bentuk penguburan, pembuatan pakaian, dan lukisan gua. Termasuk pula ditemukan ide-ide agama pada saat itu, dan menimbulkan kesimpulan para pandangan tradisi agama itu dibawa oleh Adam. 

Perdebatan mulai bermunculan pada para ahli, dimana mereka memikirkan pada bagian manakah spesies “manusia” di mulai, apakah pada Homo habilis yang berumur 2 juta tahun lalu, apakah Homo sapiens yang berumur 200.000 tahun lalu, ataukah manusia modern yang berbudaya yang ditemukan pada 50.000 sampai 100.000 tahun lalu. Ditambah para ahli mendapat kejutan dengan ditemukannya Hominid yang berumur 4,4 juta tahun lalu yang termasuk kelompok Ardipithecus ramidus. Hominid baru tersebut diberi julukan Ardi, Ardi memiliki otak yang kecil yang mirip dengan betina simpanse. Ardi memiliki tinggi badan 120 cm dan berat badan 50 kg. Para ahli terkejut dimana Ardi tampak sangat berbeda dengan simpanse walaupun tangannya juga panjang. Dia menghabiskan banyak waktu di pohon dan juga mahir dalam memanjat tetapi ia berjalan tegak. Jika dilihat secara keseluruhan Hominid yang dijuluki Ardi ini begitu sangat mirip dengan kera. Dengan begitu, pandangan ini meruntuhkan pemikiran bahwa manusia berevolusi dari simpanse. Yang terlihat dengan adanya penemuan Ardi bahwa sepertinya simpanselah yang berevolusi dari Ardi. Dengan begitu, menandakan bahwa Ardi adalah spesies yang pertama muncul karena berumur lebih tua dari spesies lain,lalu disusul oleh lucy, simpanse dan homo sapiens. Akan tetapi susunanya akan terlihat acak jika kita mengurutkan spesies dari cara ia berjalan seperti yang banyak beredar gambar tentang penggambaran teori Darwin yang dimulai oleh Langkah simpanse yang membungkuk lalu perlahan-lahan mulai berjalan tegak. Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya bahkan Ardi, Hominid yang berusia 4,4 juta tahun sudah memiliki postur tubuh yang tegak. 

Berikut gambarnya:

Lalu apakah manusia berasal dari kera, jawabannya adalah tidak. Manusia tidak berevolusi dari kera, akan tetapi manusia juga mengalami evolusi. Misalnya pada gigi geraham manusia, jika terdapat satu populasi manusia yang gigi gerahamnya tidak tumbuh maka populasi ini disebut berevolusi. Contoh lainnya pada gigi taring, pada populasi berikutnya gigi taring pada manusia sudah mulai tumpul dimana dipengaruhi lingkungan. Manusia modern sudah menggunakan pisau atau benda tajam lainnya untuk memotong daging atau makanan lainnya sedangkan pada zaman dulu manusia menggunakan giginya dalam mencari makanan misalnya mencabik-cabik makanannya itulah yang membuat gigi taringnya runcing. 

Pandangan Muslim tentang Evolusi

Ada beberapa pandangan muslim tentang evolusi, yaitu dari pandangan muslim pada era klasik, muslim modern, muslim kontemporer dan ada satu paham yang disebut kreasionisme muslim. Pandangan muslim di era klasik tentang evolusi sebenarnya sudah ada. Para sarjana dan pemikir di era klasik sudah membahas ide-ide tentang evolusi, akan tetapi istilah pada masa itu bukanlah evolusi. Para sarjana dan pemikir muslim di era klasik menamai nya ‘perubahan’,’tahapan’, dan ‘transformasi’. Perbedaan pandangan dengan muslim pada era modern, beberapa muslim pada era modern memiliki kesalahpahaman tentang teori evolusi. Dilihat dari kutipan dari Al-afghani (seorang muslim non-arab) dalam bukunya yang menunjukan bahwa ia sepenuhnya belum memahami teori evolusi. Ia menuliskan bahwa teori Darwin mengatakan manusia berasal dari monyet dan perlahan-lahan menjadi orang hutan dan kemudian menjadi manusia. Paham al-Afghani kurang sesuai dengan teori Darwin yang sebenarnya. Dalam era modern juga ada pendapat dari Abu al-Majid MR al-Isfahani, ia adalah seorang ulama syi’ah. Menurutnya kaum materialis hanya bisa mengira-ngira tentang proses penciptaan sedangkan umat beragama bisa bersandar pada kebenaran yang mutlak. Berbeda dengan pandangan Afghani, Hussein al-Jisr ia seorang ulama Sunni Lebanon, pandangan Al-Jisr lebih positif mengenai teori evolusi. Ia percaya bahwa Islam selalu mendukung kebenaran dalam segala hal selama tidak mengingkari prinsip utama pencipta. Lalu pada era Islam kontemporer justru sangat menolak evolusi baik elit dan muslim yang berpendidikan. Sangat jarang menemukan kaum yang pro-evolusioner pada era Islam kontemporer. Sedangkan ada satu paham yang disebut kreasionisme Muslim, yaitu kepercayaan bahwa manusia dan hewan diciptakan dengan wujud yang dimiliki saat ini. Menurut mereka hanya sedikit yang mengalami perubahan dan ada yang tidak mengalami perubahan sama sekali. Dari beberapa pandangan mulai dari era klasik hingga kreasionis Muslim dapat diambil kesimpulan bahwa para Muslim memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang evolusi. Hal ini sangat disayangkan, karena evolusi sendiri sudah bisa dibuktikan dengan berbagai penemuan baik fosil hingga biokimia. Meyakini adanya evolusi juga tidak membuat seorang muslim menjadi ateis selama seorang muslim tetap menempatkan bahwa adanya yang pencipta.