Focus Group Discussion: Mencari Format Integrasi Keilmuan
Center for Integrative Studies and Islamic Civilization Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (CISIC UMY) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertempat di Hotel Grand Rohan, Bantul.
Dalam rangka mencari format integrasi keilmuan antara ilmu pengetahuan dan keislaman, Center for Integrative Studies and Islamic Civilization Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (CISIC UMY) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertempat di Hotel Grand Rohan, Bantul. FGD yang dilaksanakan dari Jum’at-Sabtu ini dihadiri oleh perwakilan Lembaga, Biro dan Program Studi yang terdapat di lingkungan UMY. Kegiatan ini mengangkat tema ‘’Belajar dari Pengalaman’’ dengan tujuan untuk menyusun format integrasi keilmuan di lingkungan akademik UMY.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Prof Dr. H. Mundzirin Yusuf, M.Si., selaku Badan Pembina Harian UMY. Dalam sambutannya ia mengapresiasi diselenggarakanya forum ini, harapanya forum ini dapat menggali budaya keilmuan di UMY. “Saya menyambut dan mengapresiasi FGD ini yang nanti kedepan semoga dengan adanya ini terus berkembang dan menghasilkan pakar-pakar Muslim yang mengintegrasikan (Ilmu Sains dan Keilmuan Islam). Sehingga nanti UMY dapat menggali lagi budaya keilmuan Islam sebagaimana visi UMY,” terang Mundzirin Yusuf.
Sambutan kedua diberikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof. Dr. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN.Eng. sekaligus membuka acara secara simbolis. Ia mengutarakan perasaannya terkait kehadiran CISIC yang sebetulnya sudah ditunggu sedari lama sebagai poros integrasi keilmuan. Dikotomi ilmu yang begitu rigid menjadi hambatan utama dalam proses integrasi. Ia berharap kehadiran CISIC dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan antar disiplin ilmu pengetahuan. ”Sumber keilmuan kita cuma tiga: Al-Qur’an, Hadis, dan alam semesta. Maka nanti kita cari posisi atmosfer yang benar antara IPTEK dan ilmu Agama, dan IPTEK dengan Hadis. Upaya ini harus jadi langkah konkrit, sehingga betul-betul bagaimana kita menempatkan ilmu pengetahuan sebagai tafsir dari Al-Qur’an dan Hadis. Lengkap dari aspek epistimologi, ontologi hingga aksiologinya,” tambah Gunawan.
Sambutan terakhir dibawakan oleh Muhammad Rofiq Muzakkir, Lc., MA., Ph.D., selaku Kepala CISIC UMY. Pada kesempatan ini ia berharap agar CISIC dapat memberikan corak keislaman pada nafas keilmuan di UMY. ”Keinginan (CISIC) ini bertujuan untuk melihat nafas keilmu-an di UMY itu bernafas-kan Islam dan tugas CISIC secara khusus lingkungan UMY dan secara umum masyarakat,” ujarnya. Ia juga menjelaskan peran yang dilakukan CISIC dalam upaya pengintegrasian keilmuan di UMY. “Kami melakukan 4 hal, penguatan wacana keilmuan dan gerakan, menyusun paradigma integrasi, melakukan penguatan kelembagaan dan penguatan sumber daya dan kaderisasi. Sehingga nanti dapat membentuk jejaring sains UMY,” tutup Rofiq.
Pembukaan kemudian disambung dengan penyampaian materi pengantar oleh Prof. Dr. Amin Abdullah yang merupakan Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Sesi ini dipandu oleh Muhammad Rofiq Muzakkir. Dalam penyampaian materi ia mengutarakan pentingnya asal muasal dan tujuan keilmuan. ”Integrasi itu inspirasinya Al-Qur’an, kita lupa bahwa Qur’an itu integratif. Al-Qur’an itu berubah menjad hukum, ibadah, tapi kita lupa Qur’an itu inspirasi ilmu. Maka, berbicara seperti ini (Integrasi) tujuannya untuk kemanusiaan yaitu spiritualitas, kesejahteraan, kedamaian, dan kemanusiaan,” ucap Amin.
Acara pembukaan kemudian dilanjutkan oleh Forum Group Discussion oleh peserta yang hadir. Dengan adanya acara ini diharapkan UMY memiliki format integrasi keilmuan yang mapan antara ilmu sains dan keilmuan Islam, sehingga spirit keilmuan di UMY bercorak nafas keislaman.