Focus Group Discussion: Libatkan Pakar Keilmuan di UMY, CISIC UMY Susun Format Integrasi Keilmuan

20 May 2025, oleh: Editor

Center Integrative Studies and Islamic Civilization (CISIC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) bersama pakar keilmuan dari seluruh Fakultas di lingkungan UMY yang bertempat di Hotel Grand Rohan, Bantul.

Acara yang turut dihadiri oleh perwakilan biro, lembaga dan perwakilan Fakultas ini bertujuan untuk mencari format integrasi keilmuan antara Islam dan disiplin ilmu yang ada di UMY. Sesi awal dibuka oleh penyampaian materi dari Firdaus, ST., MT., Ph.D. selaku Kepala Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia. Sesi dipandu oleh Bachtiar Dwi Kurniawan S. Fill.I., MPA yang merupakan Dosen UMY. Pada kesempatan ini Firdaus menerangkan bahwa momen seperti ini merupakan momen pembelajaran. “Ini momen untuk kita belajar menenemukan kebenaran dan kebaikan dariapa yang kita baca dan pelajari bahwa pengembangan ilmu pengetahuan mau tidak mau merupakan pengembangan utuh dari peradaban Islam. Dan berfungsi sebagai motivasi, inspirasi dan panduan (worldview),” terang Firdaus.

Materi dilanjutkan oleh Ahmad Akbar Susanto S.E., M.Phill., Ph.D yang merupakan Dosen Magister Manajemen Universitas Gajah Mada. Ia mengusulkan integrasi keilmuan dalam disiplin Ilmu Ekonomi Islam. “Saya mengusulkan ada tiga kriteria ilmu ekonomi sebagai ilmu Islami. Dari sisi ontologis alam semesta tidak dilepaskan dari khalifatu fil-ardh. Secara epistimologis, tidak memisahkan sumber pengetahuan yang lain, dalam sumber Islam adalah wahyu dan dari aspek aksiologis, alasan kita mengembangkan ilmu untuk mensejahterakan masyarakat,” urai Akbar.

Libatkan Pakar Keilmuan di UMY

Materi sesi kedua melibatkan seluruh pakar keilmuan UMY dari masing-masing fakultas. Sesi ini dipandu oleh Ir. Ahmad Zaki S.T., M.Sc., Ph.D  selaku Dosen Fakultas Teknik UMY. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sukamta M.T. IPM yang merupakan Wakil Rektor Bidang Kurikulum. Pada sesi ini ia mengutarakan keadaan lapangan integrasi keilmuan di UMY. ‘’Kondisi di UMY, secara umum belum sepenuhnya terjadi integrasi dan internalisasi. Namun, telah mulai tumbuh kesadaran nilai-nilai Islam. Dapat dilihat dari adanya workshop-workhop tentang integrasi,” ucap Sukamta. Ia kemudian menambahkan bahwa untuk bisa mengintegrasikan nilai Islam butuh pengalaman dan kemampuan Ilmu Islam dan disiplin ilmu masing-masing.

Materi dilanjutkan oleh Dr. Ir. Ihsan Nurkomar S.P. yang merupakan Dosen Fakultas Pertanian. Ia menyampaikan bahwa realitas kehidupan kita membutuhkan sains dan keduanya berjalan berdampingan. “Kita membutuhkan sains untuk meneliti sesuatu dengan lebih tentang bagaimana alam semesta dan siapa pencipta kita. Sains adalah kebenaran dibuktikan dengan riset, agama adalah kepercayaan. Maka sains dan agama dapat berjalan berdampingan,” ujarnya.

Materi dilanjutkan oleh Dr. Titih Huriah Ns., M.Kep., Sp.Kom selaku Dosen Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran. Ia menerangkan konsep integrasi keilmuan Islam dan ilmu kesehatan. Menurutnya, dalam ilmu kesehatan tujuan integrasi yaitu pengenalan paradigma dan konsep Islam secara umum yang berkaitan dengan kesehatan. Kemudian, memperkuat keyakinan (Iman). Lalu memahami dan menghargai aspek fikih, aspek kesehatan dan penyakit dalam Islam.  “Selain itu, kita mesti memahami masalah sosial, praktek dan penelitian di dalam kesehatan. Dan menerapkan etika proposional dari perspektif Islam,” terang Titih.

Materi terakhir disampaikan oleh Prof. Ir. Agus Setyo Muntohar Ph.D. perwakilan Dosen dari Fakultas Teknik. Ia menyampaikan bahwasanya wahyu merupakan pedoman bagi perkembangan ilmu sains. Menurutnya, sekitar 60% lebih Al Qur’an menjelaskan tentang semesta, sementara aspek Ibadah hanya 20%. Integrasi dapat dilakukan dengan kajian tematik, mengkaji kaidah umum dibantu dengan integrasi dari berbagai disiplin ilmu. “Setelah itu, baru kita dapat membangun hubungan konseptual, framework, konsep sampai pada rekonstruksi paradigma,” terangnya.

Mencari Format Integrasi di Bidang Pendidikan, Ekonomi, Hukum, dan Politik

Sesi selanjutnya dilanjutkan disambung oleh materi yang dibawakan Endro Dwi Hatmanto S.Pd., M.A., Ph.D. dari Fakultas Pendidikan Bahasa, dipandu oleh Erni Zuhriyati S.S., S.IP., MA. selaku Dosen Ilmu Pemerintahan UMY. Endro menerangkan upaya integrasi dari sudut pandang pengajaran Pendidikan Bahasa Inggris. “Cara mengintegrasikan nilai Islam dalam pembelajarann bahasa Inggris. Seperti menyajikan teks dari Al-Qur’an. Kemudian saya memerintahkan mahasiswa untuk mencintai penelitian, karena penelitian adalah perintah agama, iqra! Dan yang terakhir memberi waktu khusus untuk mendiskusikan perspektif Islam terhadap teori yang ditemukan,” urai Endro.

Penyampaian materi kemudian dibawakan oleh perwakilan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yaitu Prof. Rizal Yaya S.E., M.Sc., Ph.D. Ia menyampaikan integrasi Ilmu Ekonomi melalui pendekatan Maqasid A-Syari’ah. “Kita bisa memasukan aspek Maqasid Syari’ah ke dalam etika bisnis (Ekonomi) dari sisi 5 aspek. Dengan begitu dapat menguatkan struktur keorganisasian khususnya dalam bidang ekonomi dan menentukan arah kebijakan ekonomi yang tepat (Kemashlahatan),” ucap Rizal. Kegiatan FGD dilanjutkan oleh pemaparan materi yang dibawakan oleh Iwan Satriawan S.H., MCL., Ph.D. dari Fakultas Hukum. Di kesempatan ini ia menjelaskan integrasi keilmuan dari perspektif Hukum. “Langkah pertama, menafsirkan konsep khalifah di dalam Al-Qur’an lewat perspektif hukum untuk menegakkan keadilan. Semua disiplin ilmu dan Al-Qur’an punya tujuan sama, yaitu membawa Al-Qur’an pada posisi yang layak. Fakultas Hukum telah melakukan seminar nasional dan merancang integrasi kurikulum hukum dan syari’ah. Dan juga melakukan riset dan publikasi,” terangnya.

Materi kemudian dilanjutkan oleh Dr. Surwandono S.Sos., M.Si., yang merupakan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Dalam penyampaiannya ia menerangkan langkah integrasi dari pandangan Ilmu Sosial dan Politik. “Cara kita melakukan integrasi ada vertikal dan horizontal. Contohnya ketika kita belajar HI dalam proses vertikal maka semakin taatnya kita kepada sang khalik. Berbicara ilmu horizontal. Integrasi horizontal maka akan menjadi integrasi antar masyarakat. Jadi dengan itu Islam tidak opposite to,” imbuh Surwandono.

Sesi materi ditutup oleh materi yang dibawakan oleh Twediana Budi Hapsari S.Sos. M.Si., Ph.D. selaku perwakilan dari Fakultas Agama Islam. Twediana menerangkan integrasi telah dilakukan di Fakultas Agama Islam, namun terdapat perbedaan di lapangan. “Yang menjadi tantangan di FAI adalah perilaku ‘kok tidak Islami’. Maka kita lakukan di kurikulum kita ada beberapa capaian pembelajaran terhadap integrasi, kedua nilai-nilai moderasi beragama, hingga dapat menciptakan aktivitas dakwah.  Implementasi di pembelajaran ada cara berpakaian, kemudian pergaulan,” tutup Twediana.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan FGD inti yang diikuti oleh seluruh dosen perwakilan dari setiap Fakultas dan dipandu oleh Miftahul Haq S.H.I., M.S.I. Harapanya, dengan kegiatan ini dapat membentuk format khusus bagi integrasi keilmuan dan jejaring sains di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.