Konsep Geologi dan Pembentukan Tanah Menurut Agus Setyo M & Muchammad Ichsan

21 June 2025, oleh: Editor
  1. Struktur Bumi
    Kajian klasik tentang pembentukan bumi dan alam semesta mengacu pada teori Kabut Nebula dan teori Bintang Kembar, yang dikembangkan pada abad ke-19 berdasarkan pemikiran filsafat materialisme. Teori ini dianggap terbatas karena tidak memenuhi semua aspek waktu dan peristiwa kebetulan. Teori klasik oleh Immanuel Kant, Karl Marx, dan Friedrich Engels berkembang pada abad ke-20 dengan penemuan ilmiah baru, seperti oleh Hawking & Ellis (1968) dan Hawking & Penrose (1970), yang menunjukkan kelemahan teori klasik.
  2. Perspektif Al-Qur’an
    Al-Qur’an menggambarkan penciptaan langit dan bumi sebelum teori Dentuman Besar (Big Bang) ditemukan. Ayat-ayat seperti QS. Al-An’am [6]: 101 dan QS. Al-Anbiyaa [21]: 30 menyebutkan penciptaan langit dan bumi secara berlapis-lapis dan sebagai tanda kebesaran Allah. Bukhari juga meriwayatkan hadis tentang penciptaan bumi sebagai hamparan.
  3. Lapisan Bumi: Bumi terdiri dari beberapa lapisan:
    -Barisfir: Lapisan luar yang mengandung nikel dan ferum, tebal hingga 3470 km, dengan inti dalam (inner core) sangat keras dan inti luar (outer core) cair.
    -Lapisan Antara: Terdiri dari astenosfir (mantel cair) tebal ±1700 km dengan kepadatan ±5 gr/cm³.
    -Litosfir: Kulit bumi tebal ±1200 km, terbagi menjadi kerak benua (granit) dan kerak samudera (basalt), dengan tebal rata-rata ±35 km untuk kerak benua dan ±65 km untuk kerak samudera.
    -Sima: Lapisan kulit bumi yang mengandung silisium dan magnesium, lebih padat daripada sial.
  4. Lempeng Tektonik
    Teori lempeng tektonik menggambarkan proses geologi seperti pembentukan batuan dan tanah. Litosfir terbagi menjadi lempeng-lempeng yang bergerak, seperti lempeng benua (continental crust) dan lempeng samudera (oceanic crust). Pergerakan ini meliputi divergensi (menjauh), konvergensi (mendekat), dan transformasi (geseran samping), yang membentuk gunung, lembah, dan fenomena geologi lainnya. Teori ini berkembang sejak 1960-an, dengan Alfred Wegener (1920) mengusulkan konsep “Pangea” dan pergeseran daratan.
  5. Hubungan dengan Al-Qur’an dan Hadis
    Ayat seperti Q.S. An-Naml [27]: 28 dan Q.S. An-Naba [78]: 6-7, menyebutkan bahwa gunung-gunung yang tampak diam tetapi bergerak perlahan, yang selaras dengan teori lempeng tektonik modern.
    Selain itu, jika membahas mengenai interaksi lempeng tektonik dan pembentukan geologi, dengan fokus pada wilayah Indonesia. Terdapat tiga lempeng utama: Eurasia, Filipina, dan Indo-Australia (lihat Gambar 1.3). Pergerakan lempeng ini menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudera. Pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia membentuk deretan gunung berapi di Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, serta Parit Jawa (Java Trench).
    Ketika lempeng samudera menunjam ke bawah (subduksi), lempeng ini masuk ke lapisan astenosfir yang lebih panas dan meleleh, membentuk gunung berapi (volcanic mountain range) di atasnya, seperti Pegunungan Andes di Amerika Selatan, yang terbentuk dari pertemuan Lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan. Subduksi juga menciptakan parit samudera (oceanic trench) dan deretan pulau vulkanik, seperti Kepulauan Aleutian di Alaska.
    Jika lempeng benua menunjam kebawah, materialnya tidak terlalu padat untuk tenggelam ke astenosfir, sehingga membentuk zona pertumbukan yang menghasilkan pegunungan non-vulkanik (Montain Range), seperti pegunungan Himalaya dan Plato Tibet, akibat pertemuan lempeng India dan Eurasia.
    Indonesia terletak di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia, yang bergerak saling mendekat. Lempeng Indo-Australia menunjam kebawah, menyebabkan aktivitas geologi signifikan. Al-Qur’an dan Hadis, seperti Q.S. Adz-Dzariyat [51]: 20-21, menyinggung tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam struktur bumi, yang selaras dengan penemuan ilmiah modern tentang lempeng tektonik.
    Kesimpulannya bahwa, integrasi pengetahuan geologi modern dengan perspektif Al-Qur’an, menunjukkan bahwa struktur dan pergerakan bumi telah di Isyaratkan dalam teks suci (Al-Qur’an), jauh sebelum di temukan oleh para Ilmuan. (admin)